Kamis, 03 November 2016

PESAN-KU UNTUK-MU YANG ESOK DEMO

PESANKU UNTUKMU, SAUDARA MUSLIM-KU YANG DEMO

Besok, 04 November 2016 akan berlangsung demo besar-besaran terkait penistaan Al-Qur’an (red-agama) oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Demo tersebut diikuti dari berbagai kalangan, dari ulama, pejabat, hingga masyarakat biasa, yang tergabung dalam organisasi masyarakat Islam seperti FPI, FUI, Fahmi Tamami, dan ormas lainnya. Semua ormas tersebut, besok akan memadati Jakarta, dimulai dari shalat Jum’at berjamaah di Istiqlal, hingga longmarch ke Istana Negara menuntut Presiden RI untuk segera menekan Polri memutuskan perkara Ahok.
PBNU sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia memilih netral, dalam arti tidak larut dalam acara demo esok. Sikap tawazun (moderat) NU ini di titik beratkan untuk persatuan Indonesia. NU khawatir jika demo besar-besaran dilakukan maka akan terjadi kerusuhan dan membahayakan keutuhan NKRI.
Penulis memberikan analisis sendiri tentang masalah ini, ada beberapa poin yang penulis akan sampaikan.
Pertama, demo merupakan hak konstitusional warga negara. Setiap warga negara di berikan hak untuk menyampaikan aspirasi, mengkritik, bahkan memberikan masukan kepada pemerintah sesuai cita-cita reformasi yang transparan dan demokratis. Termasuk hak berkumpul, berorganisasi, berserikat itu merupakan hak bagi setiap warga negara. Berarti jika pemerintah melarang demo, reformasi kita cacat. Artinya dalam hal ini, mereka yang demo ke jalan esok, tidak melanggar konstitusi asalkan tidak radikal dan jauh dari premanisme.
Kedua, demo tidak akan efektif dan efisien jika tidak dibuatkan strategi yang baik. Demo ini harus tepat sasaran. Misalnya jika yang dipermasalahkan adalah penistaan agama, maka hal-hal yang tidak terkait haram disampaikan. Tuntut saja perkara Ahok itu menistakan agama, jangan bicara agama si Ahok nya, karena masalah agama ini rawan sekali perpecahan.
Ketiga, demo tidak perlu melibatkan para pelajar, mahasiswa, atau para pencari ilmu. Mengapa ? mereka sejatinya juga sedang berjuang menuntut ilmu Allah, harusnya difasilitasi dan diberikan pengertian saja tentang perkara Ahok dan tidak perlu dilibatkan. Karena di dalam Al-Qur’an Allah yang berfirman, yang artinya “ Dan ada diantara kalian yang tafaqquh fiddin (belajar agama)”. Ayat tadi berkaitan dengan sikap kaum muslimin yang saat itu ingin berangkat ke medan perang, tetapi saat itu juga Allah tegur agar jangan semua ikut berperang tetapi ada yang belajar. Jika diilustrasikan, kalau semua orang maju ke garis depan, maka akan lemah di garis belakang.
Keempat, demo dilakukan dengan santun. Ini yang terpenting. Demo tidak boleh anarkis, dan radikal. Harus disesuaikan dengan nilai-nilai islam yang santun dan damai. Bukan berarti tidak boleh untuk tegas, tetapi pandailah bersikap, ada kalanya kita harus tegas dan ada kalanya kita harus mengalahkan ego kita sendiri. QS. An-nahl : 125 berbiacara tentang metodologi dakwah yang baik, yaitu wa jaadil hum billati hiya ahsan (maka berdebatlah (berbiacara, demo) kepada mereka dengan cara yang paling baik (strategi dakwah yang terbaik).
Kelima, hati-hati provokator. Mereka bukan membela umat islam, bukan juga membela Ahok, mereka sebetulnya ingin menghancurkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapa dia ? Dia adalah yang rindu peperangan, yang ditunggangi Amerika. Mereka juga adalah yang sering teriak-teriak di jalan sambil bilang “Tegakkan Khilafah”. Kita harus mewaspadai dari mereka yang ingin menceraikan persatuan kita.
Akhirnya, semoga demo hari esok berjalan kondusif, tidak ada chaos, tidak ada baku hantam, berjalan sesuai keinginan kita bersama yaitu demo yang damai dan aman. Semoga Allah merahmati kalian, penulis hanya bisa berdo’a agar kalian bisa segara kembali ke rumah, karena ada kewajiban yang harus kalian kerjakan juga besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar