Mendidik anak, memang susah-susah gampang. Susahnya disaat kemauan nya sangat keras, apapun yang ada disekitarnya dibanting, bahkan tidak jarang tangannya mencakar-cakar orangtua nya yang sedang mengarahkan sesuatu. Ini lah tantangan yang harus dihadapi setiap orangtua. Hanya saja, kebanyakan orangtua tidak memahami keinginan anak, akhirnya dalam mendidik tidak sabaran.
Misalnya ketika orangtua menginginkan anak nya ikut shalat ke masjid, orangtua yang paham tidak akan menggunakan cara kekerasan, karena anak akan melakukan perlawanan, dan ketika anak melawan seandainya dia ikut shalat pun, anak pasti masih memendam kemarahan. Cara seperti itu akan menimbulkan pemahaman pada anak, bahwa shalat itu capek, dan membuat lutut sakit.
Jika kita melihat satu konsep pendidikan, misalnya menurut Muhammad Iqbal (Afghanistan) mengatakan bahwa mendidik anak itu harus dengan kebebasan. Misalnya ketika anak ingin shalat nya setelah acara TV kesayangan nya iklan, baru lah shalat, ya tidak apa-apa namanya juga anak-anak. Kemudian jika anak tidak mau memakai celana panjang ketika shalat, juga biarkan saja, toh dia masih anak-anak. Lalu ketika abak tidak mau berwudhu, karena khawatir baju kesayangan nya basah, juga dipersilahkan saja. Yang terpenting adalah bagaimana menumbuhkan kesenangan dalam mendidik, karena dunia anak-anak memang begitu. Jadi jangan samakan dunia anak dengan orang dewasa. Cara mendidik yang salah, itu akan menyebabkan anak stress, bahkan anak akan merasa bosan. Pada esensi nya, mendidik itu harus memanusiakan manusia. Maka kalau ada orangtua yang mendidik anak nya dengan kekerasan, pada dasarnya orangtua seperti itu adalah sedang mengajari orang dewasa, ya tidak akan masuk. Maka kunci nya adalah sabar, dan sabar dalam mendidik anak. Jangan lupa berdo'a agar Allah melunakkan hati nya. Robbi habli minasshaalihiin ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar